Minggu, 10 Maret 2013

Arti Sebuah Nama



Apalah arti sebuah nama....
Nama sebagai kekayaan hidup manusia yang terlupakan

Cowo     : eneng orang terkenal yaa...??
Cewe      : terkenal...maksudnya..??
Cowo     : ini foto eneng banyak banget lho di internet...
Cewe      :ah masa...?? gimana caranya emas tau itu saya...
             Emang mas tau nama saya?
Cowo     : saya nggak tau....
Cewe      : trus mas tau darimana itu saya...??
Cowo     : saya ketik aja “masa depanku”...
             Eh yang keluar foto eneng.....
(inspired by: sosishot)

Pepatah lama seringkali menjadi pengantar suatu acara temu bersama. Kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Tidak hanya itu, bagi mereka yang kasmaran dengan seseorang dengan pandangan pertama, tentu sejuta usaha dikerahkan untuk mengetahui dan mengenal orang yang dikaguminya. Bagi mereka yang memiliki tokoh idola, berbagai cara dikerahkan untuk mengenal segala seluk beluk tokoh idolanya. Tidak tanggung-tanggung, saking fanatiknya, seorang penggemar bisa tahu jam bangun, makanan kesukaan, warna favorit, dan berbagai hal detail lainnya. Tapi, bagaimana seseorang mampu mengenal satu dengan yang lain?
Apalah arti sebuah nama? Mengapa setiap orang harus memiliki nama? Jika anda bisa menjawab pertanyaan kedua, pastinya anda akan mengerti arti sebuah nama. Dalam tulisan sederhana ini, saya ingin menunjukkan betapa manusia memiliki suatu kekayaan terpendam yang termuat dibalik huruf-huruf namanya. Sadar tidak sadar, manusia memiliki kekayaan yang disematkan sejak mereka lahir, bahkan sebelum lahir pun kekayaan ini sudah direncanakan dengan begitu matang dalam balutan kasih dan pengharapan orang tua.

Mungkin jawaban dari pertanyaan kedua akan menghantar pada pertanyaan pertama yang bisa dikatakan sebagai sebuah pertanyaan dasar. Kadang orang berkata demikian, apalah arti sebuah nama. Pernyataan ini sungguh ambigu tingkat dewa. Apakah orang ini mengerti dengan arti sebuah nama atau dia bertanya atau berusaha menantang atau mengacuhkan nama atau tdak peduli dengan nama atau tidak tahu namanya sendiri atau tidak menghormati orang lain atau........???? ada apa dibaliknya? mudah saja, setiap orang pasti jengkel kalau namanya diganti. Setiap orang pasti marah kalau namanya digunakan dengan tidak hormat. Bahkan, orang bisa menjadi sangat amat marah kalau nama orang tua mereka dipermainkan pada tempat dan situasi yang tidak tepat.
Apalah arti sebuah nama? Disematkan sejak lahir namun tidak pernah disadari dengan sunguh dan penuh apa itu nama. Nama yang telah menjadi penanda keunikan manusia satu dengan yang lain. Anda yang membaca ini adalah manusia. Namun, bagaimana saya bisa mengetahui bahwa anda dan saya berbeda? Tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah nama. Nama memberikan spesifikasi yang terang untuk setiap pribadi manusia. Menjadi aneh apabila setiap orang dipanggil dengan sebutan manusia, tentu yang terjadi setiap pribadi akan menoleh ke arah anda. Berbeda jika anda memanggil teman anda dengan namanya, tentu orang tersebut akan segera menoleh ke arah anda.

Dalam sebuah kesempatan, ditengah liburan yang memenjarakan saya, maklum turun gunung langsung tidak bisa jalan karena otot paha tegang semua, saya berusaha menggali satu kekayaan yang dimiliki manusia pada umumnya. Kekayaan yang tampak biasa namun memiliki harga yang tak ternilai. Ibarat sebuah bukit emas yang diselimuti tanah dan pepohonan. Siapa sangka dibalik selimut alam itu terkandung timbunan emas. Namun, bukan pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan kilauan emas tersebut. Demikian dengan kekayaan dalam hidup manusia. Ada begitu banyak hal namun tidak bisa dirangkum semua dalam sebuah penggalian sejenak. Satu hal saja sudah memberikan arti dan warna tersendiri dalam kanvas kehidupan manusia.
Kekayaan ini adalah nama. Setiap orang punya nama. Hal terkecil yang dipersiapkan khusus. Hal sederhana yang disematkan dalam hidup manusia. Sebelum jauh, saya ingin menunjukkan proses pemberian nama yang berbeda antara nama setiap pribadi dengan nama benda atau tempat. Proses pemberian nama ini akan menunjukkan betapa nama yang ada pada manusia merupakan kekayaan bernilai yang kadang terkikis oleh sikap ketidakpedulian manusia akan dirinya sendiri.
Tentang nama tempat, saya teringat dengan nama beberapa tempat yang unik. Sebagai contoh, Pasar Minggu merupakan nama tempat yang ada di daerah Jakarta Selatan. Menurut cerita, nama Pasar Minggu ada karena pada jaman dulu, orang-orang sering berkumpul di lokasi itu untuk melakukan transaksi layaknya sebuah pasar. Namun, kegiatan ini hanya terjadi pada hari Minggu. Oleh karena itu, tempat itu dinamakan Pasar Minggu. Beberapa tempat lain pun demikian pun demikian. Kampung rambutan yang sekarang terkenal dengan terminal bus, padahal pada jaman dahulu dikenal sebagai daerah perkampungan yang banyak menghasilkan buah rambutan. Nama diberikan kepada suatu tempat menurut kebiasaan atau keunikan yang terjadi di tempat itu.
Sebagai pembanding, saya tertarik dengan penjelasan nama cucu kedua presiden. Nama cucunya adalah Airlangga Satriadhi Yudhoyono. Orang tua yang memberikan namanya, Ibas, menjelaskan bahwa dengan nama ini, dia menginginkan agar anaknya seperti tokoh Airlangga yang memiliki semangat juang tinggi. Satriadhi, dengan nama ini, Ibas ingin agar anaknya memiliki jiwa ksatria yang baik. Yudhoyono, seperti nama kakeknya, Ibas mengharapkan agar anaknya tetap berani menghadapi tantangan.
Proses pemberian nama menunjukkan sesuatu menjadi berbeda. Tempat atau benda mendapatkan namanya karena keunikkannya yang terlihat dan dirasakan sama oleh orang lain. Hal ini bertolak belakang sekali dengan manusia. Apakah ada orang yang mendapatkan namanya setelah dia hidup sepuluh tahun? Setiap manusia mendapatkan namanya sejak mereka lahir bukan karena keunikannya tetapi justru karena manusia memang unik. Pada dasarnya, setiap orang mendapatkan namanya ketika mereka lahir. Nama tersebut diberikan oleh orang-orang yang mencintainya. Nama yang diberikan bukanlah sekadar nama. Nama bukan sekadar label penanda bahwa saya berbeda dengan orang lain. Di balik nama, ada suatu harapan yang disematkan ke dalam hidup sang anak.

Namun, apakah nama hanya sebuah harapan orang lain akan diri anaknya? Setiap nama memiliki arti dan kita dapat bertanya kepada orang tua mengapa mereka memberikan nama itu. Apakah yang hendak diinginkannya dengan nama tersebut? Karena sangat kecil kemungkinannya orang tua memberikan nama tanpa sebuah arti dan harapan. Berangkat dari kegelisahan ini, saya menemukan sesuatu yang menurut saya lebih dari sekadar harapan dan arti. Bagi saya, nama mengandung suatu makna panggilan hidup yang diberikan Tuhan.
Demikian yang terjadi pada diri Santo Petrus. Petrus berarti batu karang. Mengapa batu karang? Batu karang itu kuat dan kokoh untuk menjadi sebuah dasar. Lalu apakah Yesus memilih Petrus hanya karena namanya itu? Menurut saya, tidak. Nama Petrus telah menjadi panggilan Tuhan yang sudah ada dalam dirinya sejak lahir. Bagi saya, pertanyaannya adalah bagaimana memaknai nama sebagai panggilan Tuhan? Dalam permenungan, saya menemukan bahwa nama tidak lepas dari pengalaman hidup sehari-hari. Jejak hidup keseharian secara tidak sadar membentuk pribadi orang seturut namanya. Pengalaman Petrus bersama Yesus bukanlah suatu hidup bersama sebagai komunitas semata. Jauh lebih dari itu, Petrus sedang dibentuk Yesus seturut namanya. “Apakah engkau mengasihi Aku?” dan Petrus menjawab “benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”. Dialog ini singkat namun seakan merangkum segala pengalaman Petrus. Dan, di sinilah panggilan hidup Petrus menjadi jelas, “gembalakanlah domba-domba-Ku” kata Yesus. Pengalaman yang sama dialami oleh para murid lainnya.
Sadar tidak sadar, hal yang serupa juga terjadi dalam hidup anda dan saya. Kita memiliki nama yang telah menjadi identitas dasariah bagi setiap pribadi. Dengan nama, setiap pribadi menunjukkan perbedaan dan keunikannya. Namun, namu bukanlah sekadar nama. Apalah arti sebuah nama? Nama hanyalah sebuah permukaan tanah coklat yang kalau tidak digali kita tidak akan pernah menemukan kilauan nama itu bagaikan kilauan emas. Nama sebagai sebuah kekayaan hidup perlu senantiasa digali. Apa makna yang terkandung dibalik nama kita?
Jauh daripada itu, nama membawa kita pada kekayaan rohani yang mendalam bahwa didalam nama telah diselipkan jejak panggilan hidup Tuhan. Rencana Tuhan telah ditanam sejak hari kelahiran. Hal ini dipupuk lewat berbagai pengalaman hidup yang pastinya tidak pernah jauh dari harapan dan kasih Tuhan. Tugas manusia tinggal memelihara dan merawatnya.

Dibalik nama ada harapan. Dibalik nama ada panggilan. Dibalik nama ada Tuhan.
Lewat nama harapan jadi nyata. Lewat nama panggilan bersemi. Lewat nama Tuhan berkata.
Karena nama harapan tetap ada. Karena nama panggilan merekah. Karena nama Tuhan bangga.
Nama. Sebuah anugerah pertama dalam hidup manusia.
Nama. Sebuah misteri panggilan hidup dalam Tuhan


Sebuah syukur atas hadiah pertama dalam hidup
Sebuah pencarian jalan hidup dalam Tuhan
Sebuah harapan dalam penantian

Fr. Ambrosius Lolong
Wisma Cempaka Putih Timur
11 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar