Minggu, 10 Maret 2013

My Best Friend




Sahabat
Satu Hadiah Terhebat

Kriiinng...
“chi, lagi apa loe....? loe lagi libur khan, chi?
gw mau ketemu nieh....minggu ini yuk...
ada waktu khan?”

            Terdengar suara di seberang sana yang tidak asing lagi di telinga. Ini suara sahabat saya. Sekian lama tak bersua, sekian lama tak berjumpa. Ini merupakan suatu perjumpaan yang sungguh mengesankan. Kami biasa bercerita pengalaman masing-masing. Studi, pekerjaan, iman dan juga tentang hidup. Kami tidak pernah sungkan untuk bicara secara terbuka, tentunya dengan batasan-batasan yang perlu diperhatikan. Namun, lebih dari itu semua, ada begitu banyak hal yang mengusik diriku tentang hal yang satu ini. Ada apa dengan sahabat? Dan, mengapa ada sahabat dalam kehidupan manusia?
            Sahabat. Mencari seorang sahabat tentunya memang tidak mudah. Berbeda dengan teman. Bagi saya, sahabat punya sesuatu yang lebih dari sekadar teman. Sahabat memiliki kedekatan dan relasi yang sangat akrab dimana kedua pribadi bisa sungguh mengerti dalam berbagai situasi. Entah mengapa bisa dikatakan demikian, tetapi aku merasakannya seperti itu. Dan, mencari seorang sahabat tidak pernah mudah. Butuh waktu yang relatif panjang untuk bisa saling mengenal, terbuka dan memahami.
            Kadang aku berpikir, mengapa aku bisa memiliki sahabat? Mengapa aku bisa dekat dan percaya seperti itu? Mengapa kami bisa saling cerita? Kehadiran seorang sahabat kadang membuat kau bertanya dan merefleksikan arti persahabatan itu sendiri. Di antara sekian juta orang di dunia, aku hanya bisa mengenal sebagian kecil sekali orang. Dari sekian kecil orang yang aku kenal, aku punya beberapa teman. Dan, dari sekian teman yang aku memiliki, aku memiliki orang yang begitu dekat. Itulah sahabat. Jumlahnya sangat sedikit namun kehadirannya sungguh memberikan kesan tersendiri.
            Aku bisa menjawabnya. Mungkin kami memiliki kesamaan dan kepercayaan. Tapi, menjadi sulit bagiku untuk mengerti mengapa ada persahabatan? mengapa ada sahabat? Tidak pernah ada manusia yang ingin hidup sendiri. Bahkan, orang yang merasa dirinya sendiri pun tetap memiliki teman walau hanya segelintir. Sahabat bukanlah sekadar pribadi yang ada begitu saja. Kehadirannya bisa menjadi tanda bahwa Tuhan senantiasa memberikan perhatian kepada setiap pribadi manusia.
Mungkin kita pernah bertanya “bagaimana Tuhan memperhatikan diriku?” Jangan pernah meragukan Tuhan karena begitu banyak cara yang sudah disediakan oleh-Nya untuk mendampingin umat-Nya. Bagiku, sahabat adalah salah satu cara yang nyata bahwa Tuhan senantiasa menemani perjalanan hidupku. Begitu dekat, begitu terpercaya, begitu memahamiku. Sahabat tidak  lain adalah satu hadiah terhebat dari Tuhan, sebagai tanda Dia tidak meninggalkan kita sendirian.
Cintailah dan sayangilah sahabatmu karena, pada saat yang sama, kamu mencintai dan menyayangi Tuhan.


Sebuah ungkapan syukur
dari sekian juta hadiah yang Tuhan berikan dalam hidupku
sampai sekarang, sampai aku bisa tumbuh dan berkembang


Fr. Ambrosius Lolong
Cempaka Putih Timur
08 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar