Sahabat
Satu Hadiah
Terhebat
Kriiinng...
“chi, lagi apa loe....? loe lagi libur khan,
chi?
gw mau ketemu nieh....minggu ini yuk...
ada waktu khan?”
Terdengar suara di seberang sana yang
tidak asing lagi di telinga. Ini suara sahabat saya. Sekian lama tak bersua,
sekian lama tak berjumpa. Ini merupakan suatu perjumpaan yang sungguh
mengesankan. Kami biasa bercerita pengalaman masing-masing. Studi, pekerjaan,
iman dan juga tentang hidup. Kami tidak pernah sungkan untuk bicara secara
terbuka, tentunya dengan batasan-batasan yang perlu diperhatikan. Namun, lebih
dari itu semua, ada begitu banyak hal yang mengusik diriku tentang hal yang
satu ini. Ada apa dengan sahabat? Dan, mengapa ada sahabat dalam kehidupan
manusia?
Sahabat. Mencari seorang sahabat
tentunya memang tidak mudah. Berbeda dengan teman. Bagi saya, sahabat punya
sesuatu yang lebih dari sekadar teman. Sahabat memiliki kedekatan dan relasi
yang sangat akrab dimana kedua pribadi bisa sungguh mengerti dalam berbagai
situasi. Entah mengapa bisa dikatakan demikian, tetapi aku merasakannya seperti
itu. Dan, mencari seorang sahabat tidak pernah mudah. Butuh waktu yang relatif
panjang untuk bisa saling mengenal, terbuka dan memahami.
Kadang aku berpikir, mengapa aku
bisa memiliki sahabat? Mengapa aku bisa dekat dan percaya seperti itu? Mengapa
kami bisa saling cerita? Kehadiran seorang sahabat kadang membuat kau bertanya
dan merefleksikan arti persahabatan itu sendiri. Di antara sekian juta orang di
dunia, aku hanya bisa mengenal sebagian kecil sekali orang. Dari sekian kecil
orang yang aku kenal, aku punya beberapa teman. Dan, dari sekian teman yang aku
memiliki, aku memiliki orang yang begitu dekat. Itulah sahabat. Jumlahnya
sangat sedikit namun kehadirannya sungguh memberikan kesan tersendiri.
Aku bisa menjawabnya. Mungkin kami
memiliki kesamaan dan kepercayaan. Tapi, menjadi sulit bagiku untuk mengerti
mengapa ada persahabatan? mengapa ada sahabat? Tidak pernah ada manusia yang
ingin hidup sendiri. Bahkan, orang yang merasa dirinya sendiri pun tetap
memiliki teman walau hanya segelintir. Sahabat bukanlah sekadar pribadi yang
ada begitu saja. Kehadirannya bisa menjadi tanda bahwa Tuhan senantiasa memberikan
perhatian kepada setiap pribadi manusia.
Mungkin
kita pernah bertanya “bagaimana Tuhan memperhatikan diriku?” Jangan pernah
meragukan Tuhan karena begitu banyak cara yang sudah disediakan oleh-Nya untuk
mendampingin umat-Nya. Bagiku, sahabat adalah salah satu cara yang nyata bahwa
Tuhan senantiasa menemani perjalanan hidupku. Begitu dekat, begitu terpercaya,
begitu memahamiku. Sahabat tidak lain
adalah satu hadiah terhebat dari Tuhan, sebagai tanda Dia tidak meninggalkan
kita sendirian.
Cintailah
dan sayangilah sahabatmu karena, pada saat yang sama, kamu mencintai dan
menyayangi Tuhan.
Sebuah ungkapan syukur
dari sekian juta hadiah yang Tuhan berikan
dalam hidupku
sampai sekarang, sampai aku bisa tumbuh dan
berkembang
Fr. Ambrosius Lolong
Cempaka Putih Timur
08 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar