Para Nabi sebagai Penerima Pewahyuan Ilahi,
Sabda Ilahi
Salah satu karakteristik
nabi dalam tradisi Israel adalah para nabi bertindak sebagai penerima pesan
dari Allah. Nabi menjadi jembatan antara Allah dengan bangsa Israel. Di sini,
nabi mendapatkan pewahyuan dari Allah. Pewahyuan itu sendiri lebih dari sekadar
penglihatan semata. Pewahyuan lebih umum dan kompleks karena memiliki cara
tertentu. Sebagai penerima sabda Ilahi, para nabi tidak berkata atas nama
dirinya sendiri. Mereka berkata atas nama Allah. Pesan Allah ini disampaikan
dengan rumusan yang pasti, yaitu “ne’um yahweh”. Pesan dari
Allah ini disampaikan dalam bentuk yang kreatif dan efektif, misalnya
peringatan, teguran, bahkan hukuman.
Jika pesan nabi dikatakan
sebagai perkataan Allah ini berarti bahwa Allah berbicara kepada nabi, nabi
mendengarkan apa yang disampaikan Allah dan kemudian nabi menyampaikannya
kepada bangsa Israel. Selain itu, dengan mengatakan bahwa pesan tersebut
sebagai perkataan Allah, nabi dengan jelas bertindak atas nama Allah. Posisi
para nabi sebagai penerima sabda Allah ini menjadikan mereka sebagai tempat
pertama konsultasi bangsa Israel yang ingin berkomunikasi dengan Allah. Bangsa
Israel yang ingin meminta sesuatu kepada Allah berkata kepada nabi agar nabi
menyampaikannya kepada Allah.
Pesan yang disampaikan nabi
juga memiliki kekuatan yang luar biasa karena berasal dari Allah. Bagian
terpenting di sini adalah kepercayaan para nabi akan kekuatan dari Allah.
Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat secara utuh menyampaikan pesan Allah.
Namun, mereka yakin bahwa Allah akan bekerja dengan kekuatan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar