Konflik dalam Lingkaran Kenabian
Para nabi sering mendapat
tantangan dari kalangan para nabi sendiri. Konflik paling jelas adalah
perseteruan nabi utusan Allah dengan nabi-nabi palsu. Keduanya sama-sama
meramalkan sesuatu namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas.
Walaupun mereka dikatakan sebagai nabi, perseteruan antara kedua pihak ini
sangat tajam dan keras. Untuk lebih jelasnya, dua pihak dalam kalangan para
nabi dapat dilihat dari perbedaan diantara keduanya.
Para nabi palsu berbicara
atau meramal berdasarkan pikiran mereka sendiri. Mereka menjanjikan segala
halnya baik. Mereka tidak dipanggil oleh Allah atau memiliki relasi yang
personal dengan Allah. Tentang kedamaian, mereka berkotbah bahwa semuanya akan
baik. Namun, perlu diperhatikan bahwa mereka berkotbah tentang damai ketika
mereka mendapatkan makanan. Sebaliknya, mereka akan berkotbah tentang
kesengsaraan jika mereka tidak mendapat makanan. Dengan demikian, mereka
bertindak atas dasar diri mereka sehingga, pada akhirnya, mereka menjadikan
Israel sesat dan tidak takut akan Allah.
Hal ini bertolak belakang
dengan nabi utusan Allah. Mereka berbicara atas nama Allah. Mereka juga
dipanggil dan memiliki relasi yang erat dengan Allah. Mereka tidak
meementingkan diri sendiri bahkan siap sedia jika harus celaka. Tentang
kedamaian, mereka tidak menjanjikan semuanya baik. Kedamaian diperoleh apabila
bangsa Israel tetap setia dengan Allah. Mereka bernubuat atas nama Allah.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa ada perseteruan dalam kalangan para nabi.
Perseteruan ini terjadi karena nabi palsu bernubuat untuk kepentingan
pribadinya sehingga mengarahkan bangsa Israel pada kesesatan dan jauh dari
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar