Minggu, 10 Maret 2013

hadiah yang terlupakan



“Hadiah yang Terlupakan”
Mencari jawaban di tengah rutinitas kehidupan

Mari, ucapkan selamat pagi…
Wujudkan mimpimu lagi…
Semoga hari ini menjadi hari yang indah
Hal sederhana dan yang tak pernah adanya…
Bak cahaya matahari…
Itu sesuatu yang paling berharga…

Hari ini, ketika makan siang bersama, aku dan beberapa rekan dibawa kembali kepada masa kecil ketika puluhan film kartun bertaburan di hari minggu dan menjadi teman setia di sore hari yang menghantar kami untuk studi. Terkadang terasa lucu untuk membahasnya dan tak segan-segan mencari lagu soundtracknya. Bukan sebuah kebetulan bahwa aku menemukan sebuah penggalan lagu yang menyentuh dan membuat malamku penuh dengan romantisan dengan keagungan Sang Ilahi. Lagunya berjudul Ohayou, lagu yang biasa aku dengar ketika salah satu kartun favoritku diputar kala itu. Sebuah kiasan yang terkesan lewat begitu saja namun ternyata menarik untuk diselami, bahkan aku menikmati saat-saat tenggelam bersamanya.

Dunia seakan tidak pernah kunjung berhenti. Selalu ada siklus yang dirasakan tanpa pernah disadari bahwa sesuatu ingin dikatakan. Ketika Alam berbicara, waktu bercerita dan pengalaman berkisah, apakah aku dan kamu pernah mendengarkannya dengan seksama? Apakah aku dan kamu punya waktu untuk dirinya? Apakah aku dan kamu semakin hari semakin sibuk dengan diri kita sendiri? setiap orang pasti punya kepentingan dan prioritas yang ingin dicapai, namun sejauhmana hal ini menguasai dan menyelimuti hari-hari yang indah dan tak terlupakan. Hari-hari yang unik, walau kadang nampak diselubungi cadar kebiasaan dan rutinitas. Lihat dibaliknya, ada sebuah kecantikan yang seorang pun tak akan mampu menebaknya. Sebuah kecantikan maha pesona yang berkilau bagai berlian bermandi sinar mentari.
Satu hari dua puluh empat jam, satu minggu ada tujuh hari, satu bulan, rata-rata tiga puluh hari dan dalam satu tahun ada dua belas bulan. Sadar tidak sadar, manusia berada dalam suatu lingkaran yang tak pernah putus, hingga akhirnya manusia itu tiada. Sebut saja hari ulang tahun, pada dasarnya hari itu adalah hari di mana manusia telah melewati masa lingkaran satu tahun setelah dilahirkan. Demikian pula keseharian dijalani dengan rutinitas tertentu. Syukur kalo setiap hari dilalui berbeda. Tapi, percaya atau tidak, betapa berbedanya kegiatan manusia setiap hari, manusia selalu memiliki pola tertentu. Bangun pagi, mandi, sarapan, sekolah atau kerja, pulang istirahat, makan malam, belajar atau istirahat karena lelah kerja dan senantiasa ditutup dengan tidur. Ketika pagi menjelang, pola yang sama senantiasa diulangi lagi. Itu normalnya.
Pertanyaannya adalah mengapa manusia harus menjalani kehidupannya dengan pola yang serupa sehingga terkadang rasa bosan menghantui? Sesuatu harus diulang terus menerus agar siapa pun memahami sesuatu yang dialaminya sampai pada titik-titik tertentu yang tak terbayangkan. Manusia terkadang melupakan bahwa tiap detik hidupnya merupakan sebuah hadiah yang diberikan dengan cuma-cuma. Manusia memiliki kecenderungan untuk melihat sesuatu yang besar tanpa memperhatikan hal kecil yang dirasakannya begitu dekat.
Seperti penggalan lagu diatas, “hal yang sederhana dan yang tak pernah adanya….itulah sesuatu yang paling berharga”. Ada sekian juta hal sederhana yang dialami manusia. Siapa pun bisa membuat list hal sederhana dalam satu hari dan percayalah, satu kertas pun tak mampu menampung sekian pengalaman sederhana yang kita alami. Mulai menghirup udara, menatap indahnya sesuatu, bertegur sapa, berbagi cerita, tersenyum, tertawa, menangis, terharu,  berpelukan, kesal, marah, galau, berkedip, dan sekian banyak lagi. Namun, jauh lebih dalam daripada pengalaman sederhana lahiriah itu, ada pengalaman yang nampaknya tidak ada. Kehadirannya bagai sinar matahari. Tidak ada yang tahu bagaimana bentuk sinar matahari. Yang kita tahu, sinar matahari itu terang. Sadar atau tidak sadar, hal ini sungguh penting dalam kehidupan manusia. Hal yang serupa juga dialami manusia dalam hari-harinya. Ada pengalaman yang tidak nampak tapi memberikan warna-warni dalam lembaran kisah hidup manusia. Satu hal yang ingin aku tunjukkan adalah cinta. Bagaimana cinta itu dimengerti?bagaimana bentuknya?tapi sadar atau tidak sadar, cinta memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia.

Mengapa aku harus menjalani hari yang nampaknya diselubungi kabut rutinitas dan pola kehidupan yang beigtu saja? Tuhan ingin menunjukkan kepadaku begitu banyak hadiah yang telah aku lupakan. Ketika aku menginginkan sesuatu yang besar, disaat yang sama aku melupakan hal kecil dan sederhana yang justru berguna dan berharga. Siapa pun yang belajar berhitung, untuk sampai pada angka sepuluh akan memulai dari angka satu. Siapa pun ingin berlari pastinya akan mulai dari merangkak. Segala hal yang besar senantiasa dimulai dengan hal yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. dan, inilah hadiah dari Tuhan yang dilupakan. Renungkan, renungkan dan renungkan setiap pengalaman berharga dan kecil dari hidup kita. Tidak akan pernah habis pengalaman itu, karena itu hari-hari kita senantiasa berputar agar kasih Tuhan semakin dirasakan makin hari makin dekat makin melekat di hati.




Fr. Ambrosius Lolong
Cempaka Putih Timur
Jakarta, 04 Desember 2012

Inspired by: OST Hunter X Hunter
“Ohayou”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar