“Hadiah yang Terlupakan”
Mencari jawaban di tengah
rutinitas kehidupan
Mari,
ucapkan selamat pagi…
Wujudkan
mimpimu lagi…
Semoga
hari ini menjadi hari yang indah
Hal
sederhana dan yang tak pernah adanya…
Bak
cahaya matahari…
Itu
sesuatu yang paling berharga…
Hari
ini, ketika makan siang bersama, aku dan beberapa rekan dibawa kembali kepada
masa kecil ketika puluhan film kartun bertaburan di hari minggu dan menjadi
teman setia di sore hari yang menghantar kami untuk studi. Terkadang terasa
lucu untuk membahasnya dan tak segan-segan mencari lagu soundtracknya. Bukan
sebuah kebetulan bahwa aku menemukan sebuah penggalan lagu yang menyentuh dan
membuat malamku penuh dengan romantisan dengan keagungan Sang Ilahi. Lagunya
berjudul Ohayou, lagu yang biasa aku dengar ketika salah satu kartun favoritku
diputar kala itu. Sebuah kiasan yang terkesan lewat begitu saja namun ternyata
menarik untuk diselami, bahkan aku menikmati saat-saat tenggelam bersamanya.
Dunia
seakan tidak pernah kunjung berhenti. Selalu ada siklus yang dirasakan tanpa
pernah disadari bahwa sesuatu ingin dikatakan. Ketika Alam berbicara, waktu
bercerita dan pengalaman berkisah, apakah aku dan kamu pernah mendengarkannya
dengan seksama? Apakah aku dan kamu punya waktu untuk dirinya? Apakah aku dan
kamu semakin hari semakin sibuk dengan diri kita sendiri? setiap orang pasti
punya kepentingan dan prioritas yang ingin dicapai, namun sejauhmana hal ini
menguasai dan menyelimuti hari-hari yang indah dan tak terlupakan. Hari-hari
yang unik, walau kadang nampak diselubungi cadar kebiasaan dan rutinitas. Lihat
dibaliknya, ada sebuah kecantikan yang seorang pun tak akan mampu menebaknya.
Sebuah kecantikan maha pesona yang berkilau bagai berlian bermandi sinar
mentari.
Satu
hari dua puluh empat jam, satu minggu ada tujuh hari, satu bulan, rata-rata
tiga puluh hari dan dalam satu tahun ada dua belas bulan. Sadar tidak sadar,
manusia berada dalam suatu lingkaran yang tak pernah putus, hingga akhirnya
manusia itu tiada. Sebut saja hari ulang tahun, pada dasarnya hari itu adalah
hari di mana manusia telah melewati masa lingkaran satu tahun setelah
dilahirkan. Demikian pula keseharian dijalani dengan rutinitas tertentu. Syukur
kalo setiap hari dilalui berbeda. Tapi, percaya atau tidak, betapa berbedanya
kegiatan manusia setiap hari, manusia selalu memiliki pola tertentu. Bangun
pagi, mandi, sarapan, sekolah atau kerja, pulang istirahat, makan malam,
belajar atau istirahat karena lelah kerja dan senantiasa ditutup dengan tidur.
Ketika pagi menjelang, pola yang sama senantiasa diulangi lagi. Itu normalnya.
Pertanyaannya
adalah mengapa manusia harus menjalani kehidupannya dengan pola yang serupa
sehingga terkadang rasa bosan menghantui? Sesuatu harus diulang terus menerus
agar siapa pun memahami sesuatu yang dialaminya sampai pada titik-titik
tertentu yang tak terbayangkan. Manusia terkadang melupakan bahwa tiap detik hidupnya
merupakan sebuah hadiah yang diberikan dengan cuma-cuma. Manusia memiliki
kecenderungan untuk melihat sesuatu yang besar tanpa memperhatikan hal kecil
yang dirasakannya begitu dekat.
Seperti
penggalan lagu diatas, “hal yang sederhana dan yang tak pernah adanya….itulah
sesuatu yang paling berharga”. Ada sekian juta hal sederhana yang dialami
manusia. Siapa pun bisa membuat list hal sederhana dalam satu hari dan
percayalah, satu kertas pun tak mampu menampung sekian pengalaman sederhana
yang kita alami. Mulai menghirup udara, menatap indahnya sesuatu, bertegur
sapa, berbagi cerita, tersenyum, tertawa, menangis, terharu, berpelukan, kesal, marah, galau, berkedip,
dan sekian banyak lagi. Namun, jauh lebih dalam daripada pengalaman sederhana
lahiriah itu, ada pengalaman yang nampaknya tidak ada. Kehadirannya bagai sinar
matahari. Tidak ada yang tahu bagaimana bentuk sinar matahari. Yang kita tahu,
sinar matahari itu terang. Sadar atau tidak sadar, hal ini sungguh penting
dalam kehidupan manusia. Hal yang serupa juga dialami manusia dalam
hari-harinya. Ada pengalaman yang tidak nampak tapi memberikan warna-warni
dalam lembaran kisah hidup manusia. Satu hal yang ingin aku tunjukkan adalah
cinta. Bagaimana cinta itu dimengerti?bagaimana bentuknya?tapi sadar atau tidak
sadar, cinta memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia.
Mengapa
aku harus menjalani hari yang nampaknya diselubungi kabut rutinitas dan pola
kehidupan yang beigtu saja? Tuhan ingin menunjukkan kepadaku begitu banyak
hadiah yang telah aku lupakan. Ketika aku menginginkan sesuatu yang besar,
disaat yang sama aku melupakan hal kecil dan sederhana yang justru berguna dan
berharga. Siapa pun yang belajar berhitung, untuk sampai pada angka sepuluh
akan memulai dari angka satu. Siapa pun ingin berlari pastinya akan mulai dari
merangkak. Segala hal yang besar senantiasa dimulai dengan hal yang sederhana
dalam kehidupan kita sehari-hari. dan, inilah hadiah dari Tuhan yang dilupakan.
Renungkan, renungkan dan renungkan setiap pengalaman berharga dan kecil dari
hidup kita. Tidak akan pernah habis pengalaman itu, karena itu hari-hari kita
senantiasa berputar agar kasih Tuhan semakin dirasakan makin hari makin dekat
makin melekat di hati.
Fr.
Ambrosius Lolong
Cempaka
Putih Timur
Jakarta,
04 Desember 2012
Inspired
by: OST Hunter X Hunter
“Ohayou”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar