“The
Heart of Hermit”
Jiwaku
mengasing dari dunia
Berkeliaran
mencari jejak setitik Cahaya
Dimanakah
Cahaya itu?
Cahaya
yang memberikan sepenggal harapan
Cahaya
yang merangkul dinginnya kehidupan
Ketika
semua menjadi gelap
Kepada
siapa aku harus berpegang?
Ketika
tiap langkahku beralaskan keraguan
Kemanakah
aku harus menapak
Ketika
hati berselimut kekelamanan
Haruskah
aku berdiam?
Gelap
malam mengusik kecemasan
Gelap
hati menyapa alam mimpi
Berjalan
dalam lorong panjang
Lorong
dengan tanda tanya kehidupan
Lorong
dengan ujung tak berujung
Hanya
hati…dan kepada hatilah nafasnya
Menelusuk
perlahan ke dalam hatinya
Bagai
pasak menancap perlahan
Perih…getir…teman
yang setia
Terisak,
bangun dan ingin lari
Kemana….hanya
hatilah satu-satunya
Satu
pintu menuju Cahaya
Rindu
akan terang, sekian lama dalam kegelapan
Rindu
akan kebenaran, sekian lama dalam tipu daya
Rindu
akan damai, sekian lama dalam kegelisahan
Rindu
akan harapan, sekian lama dalam ketakutan
Rindu
akah teduh, sekian lama dijemur dosa
Rindu
kehangatan, sekian lama jauh dari Allah
Datanglah
ya Allahku…
Datang…lihatlah
berapa aku merindukanMu
Datang…sekarang
dan biarkan aku bertemu
Let
me see You….face to face
Let
me talk to You…heart to heart
Let
me to touch You…and be my Light
Fr. Ambrosius Lolong
Rawaseneng, 15 januari
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar