Minggu, 10 Maret 2013

Seorang Pertapa



“The Heart of Hermit”

Jiwaku mengasing dari dunia
Berkeliaran mencari jejak setitik Cahaya
Dimanakah Cahaya itu?
Cahaya yang memberikan sepenggal harapan
Cahaya yang merangkul dinginnya kehidupan

Ketika semua menjadi gelap
Kepada siapa aku harus berpegang?
Ketika tiap langkahku beralaskan keraguan
Kemanakah aku harus menapak
Ketika hati berselimut kekelamanan
Haruskah aku berdiam?

Gelap malam mengusik kecemasan
Gelap hati menyapa alam mimpi
Berjalan dalam lorong panjang
Lorong dengan tanda tanya kehidupan
Lorong dengan ujung tak berujung
Hanya hati…dan kepada hatilah nafasnya

Menelusuk perlahan ke dalam hatinya
Bagai pasak menancap perlahan
Perih…getir…teman yang setia
Terisak, bangun dan ingin lari
Kemana….hanya hatilah satu-satunya
Satu pintu menuju Cahaya

Rindu akan terang, sekian lama dalam kegelapan
Rindu akan kebenaran, sekian lama dalam tipu daya
Rindu akan damai, sekian lama dalam kegelisahan
Rindu akan harapan, sekian lama dalam ketakutan
Rindu akah teduh, sekian lama dijemur dosa
Rindu kehangatan, sekian lama jauh dari Allah

Datanglah ya Allahku…
Datang…lihatlah berapa aku merindukanMu
Datang…sekarang dan biarkan aku bertemu
Let me see You….face to face
Let me talk to You…heart to heart
Let me to touch You…and be my Light



Fr. Ambrosius Lolong
Rawaseneng, 15 januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar